Kisah Zainab Binti Jahsy Istri Nabi ( Cerita Islami ) Penyentuh Qolbu
TABIRDAKWAH - Ummul mukminin adalah suatu gelar yang diberikan oleh umat Islam kepada para Istri Rasulullah Saw, mereka panutan umat, khususnya kaum hawa Muslimah, barangkali yang masyhur dikalangan umat Islam ummul mukminin Khadijah dan Aisyah, namun ternyata tidak hanya mereka saja, melainkan ada beberapa yang harus kita kenal dan juga kita jadikan tauladan, salah satunya adalah Zainab Putri dari Jahsy
Kisah istri istri nabi ( ummul mukminin ) satu dengan yang lainnya memiliki keistimewaan sendiri- sendiri, seperti halnya Zainab Putri Jahsy yang akan kita bahas ini, ada cerita unik, inspiratif dan juga banyak hilmah yang terkandung di dalamnya, dan meskipun ini khusus untuk ibu ibu atau wanita muslimah, namun sebagai mualim laki-laki juga musti mengetahuinya juga
Kisah Zainab Istri Nabi ini kami dapatkan dari beberapa referenai terpercaya dan bisa juga ulasan singkat dan lengkap yang akan kita paparkan bisa untuk bahan materi dakwah pengajian Ibu ibu, bisa untuk diceritakan kepada seseorang yang membutuhkannya, maka langsung saja kita baca kisah dan cerita nyata berikut ini
sallam. Ibu beliau, Umaimah binti Abdul Muthalib adalah saudari ayah
nabi, Abdullah. Sehingga zainab adalah sepupu Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam.
Zaid. Hingga orang menyebutnya, Zaid bin Muhammad, padahal ayah aslinya
adalah Haritsah. Aturan ketika itu, anak angkat sama dengan anak nasab,
sehingga tidak boleh menikahi mantan istri anak angkat. Sampai akhirnya
Allah perintahkan agar Zainab dinikahkan dengan Zaid bin Haritsah.
Kisah istri istri nabi ( ummul mukminin ) satu dengan yang lainnya memiliki keistimewaan sendiri- sendiri, seperti halnya Zainab Putri Jahsy yang akan kita bahas ini, ada cerita unik, inspiratif dan juga banyak hilmah yang terkandung di dalamnya, dan meskipun ini khusus untuk ibu ibu atau wanita muslimah, namun sebagai mualim laki-laki juga musti mengetahuinya juga
Kisah Zainab Istri Nabi ini kami dapatkan dari beberapa referenai terpercaya dan bisa juga ulasan singkat dan lengkap yang akan kita paparkan bisa untuk bahan materi dakwah pengajian Ibu ibu, bisa untuk diceritakan kepada seseorang yang membutuhkannya, maka langsung saja kita baca kisah dan cerita nyata berikut ini
Kisah Zainab radhiyallahu anha, Putri Jahsy Lengkap
Biografi Zainab Binti Jahsy
Beliau Sayidah Zaenab dalam hal nasab masih kerabat dekat dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Ibu beliau, Umaimah binti Abdul Muthalib adalah saudari ayah
nabi, Abdullah. Sehingga zainab adalah sepupu Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam.
Riwayat Kisah Zainab dan Anak Angkat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
Sebelum diutus sebagai nabi, Rasulullah memiliki anak angkat bernamaZaid. Hingga orang menyebutnya, Zaid bin Muhammad, padahal ayah aslinya
adalah Haritsah. Aturan ketika itu, anak angkat sama dengan anak nasab,
sehingga tidak boleh menikahi mantan istri anak angkat. Sampai akhirnya
Allah perintahkan agar Zainab dinikahkan dengan Zaid bin Haritsah.
Sebenarnya saat itu Zainab ingin dinikahi Rasulullah, karena merasa sekufu/derajat sosialnya sama dengan Rasulullah. Tapi karena ini perintah langsung dari Allah, maka Zainab menurut saja ketika Rasulullah menikahkannya dengan Zaid bin Haritsah
Mari kita perhatikan firman Allah yang menceritkan kejadian tersebut,
وَإِذْ تَقُولُ لِلَّذِي أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَأَنْعَمْتَ عَلَيْهِ أَمْسِكْ عَلَيْكَ زَوْجَكَ وَاتَّقِ اللَّهَ وَتُخْفِي
فِي نَفْسِكَ مَا اللَّهُ مُبْدِيهِ
“Ingatlah, ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah
melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi nikmat
kepadanya: “Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada Allah”,
sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan
menyatakannya……” (QS. Al-Ahzab: 37)
Pada ayat di atas, Allah menyebut sahabat Zaid dengan: ‘orang yang
Allah telah melimpahkan nikmat kepadanya (dengan hidayah islam) dan kamu
(juga) telah memberi nikmat kepadanya’
*Maksudnya*, Zaid mendapatkan nikmat dari Allah berupa hidayah iman, dan
mendapat nikmat dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karena
dibebaskan dari status budak, kemudian dididik dalam asuhannya.
Kita kembali fokus ke Zaid dan Zainab.
Sejatinya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkeinginan untuk
menikahi Zainab, dalam rangka menghapus anggapan jahiliyah bahwa ayah
angkat tidak boleh menikahi istri dari mantan anak angkatnya. Namun
Zainab masih menjadi istri Zaid, yang masyarakat menganggapnya anak
angkat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau berharap agar Zaid
menceraikan Zainab, sehingga beliau bisa menikahi Zainab.
Terjadilah intieraksi yang tidak harmonis antara Zaid dengan Zainab.
Sampai akhirnya Zaid mengadu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam tentang istrinya. Rasulullah-pun menasehatkan kepada Zaid
seperti ayat di atas, ‘Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada
Allah’ artinya, jangan kau ceraikan istrimu Zainab dan bersabarlah,
sekalipun banyak masalah keluarga. Padahal beliau menyimpan harapan agar
Zaid menceraikan Zainab. Pada ayat di atas Allah menyatakan, ‘sedang
kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya’,
yang disembunyikan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hatinya,
harapan agar Zaid menceraikan Zainab, sehingga beliau bisa menikahi Zainab.
Hingga akhirnya, Zaid menceraikan Zainab karena masalah rumah tangganya
tidak kunjung membaik. Ini dikarenakan Zaenab binti Jahsy menganggap Zaid bin Haritsah tidak sekutu dengannya. Kita simak lanjutan ayat,
فَلَمَّا قَضَى زَيْدٌ مِنْهَا وَطَرًا زَوَّجْنَاكَهَا لِكَيْ لَا يَكُونَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ حَرَجٌ فِي أَزْوَاجِ
أَدْعِيَائِهِمْ إِذَا قَضَوْا مِنْهُنَّ وَطَرًا
“Tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap Istrinya
(menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada
keberatan bagi orang mukmin untuk (mengawini) isteri-isteri anak-anak
angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menceraikan
isterinya..” (QS. Al-Ahzab: 37)
[simak Tafsir Ibnu Katsir 6424 – 425]
Ayat ini adalah ayat yang paling dibanggakan Zainab. Ketika beberapa
istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menonjolkan
kelebihannya di hadapan istri yang lain, Zainab menampakkan dirinya
dengan mengatakan,
زوجكن أهاليكن وزوجني الله من فوق سبع سموات
“Kalian dinikahkan oleh orang tua kalian, sementara aku dinikahkan oleh
Allah dari atas langit yang tujuh.” (HR. Bukhari 7420)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menikahi Zainab binti Jahsy pada bulan
Dzul Qa’dah tahun 5 H. Ada yang mengatakan, tahun 6 H. Beliau dikenal
wanita ahli ibadah dan sangat gemar bersedekah. Banyak kisah mengatakan bahwa Zainab binti Jahsy adalah orang yang suka membuat kerajinan dan hasil penjualan nya ia sedekahkan kepada yang memerlukan.
Mari kita perhatikan firman Allah yang menceritkan kejadian tersebut,
وَإِذْ تَقُولُ لِلَّذِي أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَأَنْعَمْتَ عَلَيْهِ أَمْسِكْ عَلَيْكَ زَوْجَكَ وَاتَّقِ اللَّهَ وَتُخْفِي
فِي نَفْسِكَ مَا اللَّهُ مُبْدِيهِ
“Ingatlah, ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah
melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi nikmat
kepadanya: “Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada Allah”,
sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan
menyatakannya……” (QS. Al-Ahzab: 37)
Pada ayat di atas, Allah menyebut sahabat Zaid dengan: ‘orang yang
Allah telah melimpahkan nikmat kepadanya (dengan hidayah islam) dan kamu
(juga) telah memberi nikmat kepadanya’
*Maksudnya*, Zaid mendapatkan nikmat dari Allah berupa hidayah iman, dan
mendapat nikmat dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karena
dibebaskan dari status budak, kemudian dididik dalam asuhannya.
Kita kembali fokus ke Zaid dan Zainab.
Sejatinya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkeinginan untuk
menikahi Zainab, dalam rangka menghapus anggapan jahiliyah bahwa ayah
angkat tidak boleh menikahi istri dari mantan anak angkatnya. Namun
Zainab masih menjadi istri Zaid, yang masyarakat menganggapnya anak
angkat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau berharap agar Zaid
menceraikan Zainab, sehingga beliau bisa menikahi Zainab.
Terjadilah intieraksi yang tidak harmonis antara Zaid dengan Zainab.
Sampai akhirnya Zaid mengadu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam tentang istrinya. Rasulullah-pun menasehatkan kepada Zaid
seperti ayat di atas, ‘Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada
Allah’ artinya, jangan kau ceraikan istrimu Zainab dan bersabarlah,
sekalipun banyak masalah keluarga. Padahal beliau menyimpan harapan agar
Zaid menceraikan Zainab. Pada ayat di atas Allah menyatakan, ‘sedang
kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya’,
yang disembunyikan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hatinya,
harapan agar Zaid menceraikan Zainab, sehingga beliau bisa menikahi Zainab.
Hingga akhirnya, Zaid menceraikan Zainab karena masalah rumah tangganya
tidak kunjung membaik. Ini dikarenakan Zaenab binti Jahsy menganggap Zaid bin Haritsah tidak sekutu dengannya. Kita simak lanjutan ayat,
فَلَمَّا قَضَى زَيْدٌ مِنْهَا وَطَرًا زَوَّجْنَاكَهَا لِكَيْ لَا يَكُونَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ حَرَجٌ فِي أَزْوَاجِ
أَدْعِيَائِهِمْ إِذَا قَضَوْا مِنْهُنَّ وَطَرًا
“Tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap Istrinya
(menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada
keberatan bagi orang mukmin untuk (mengawini) isteri-isteri anak-anak
angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menceraikan
isterinya..” (QS. Al-Ahzab: 37)
[simak Tafsir Ibnu Katsir 6424 – 425]
Ayat ini adalah ayat yang paling dibanggakan Zainab. Ketika beberapa
istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menonjolkan
kelebihannya di hadapan istri yang lain, Zainab menampakkan dirinya
dengan mengatakan,
زوجكن أهاليكن وزوجني الله من فوق سبع سموات
“Kalian dinikahkan oleh orang tua kalian, sementara aku dinikahkan oleh
Allah dari atas langit yang tujuh.” (HR. Bukhari 7420)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menikahi Zainab binti Jahsy pada bulan
Dzul Qa’dah tahun 5 H. Ada yang mengatakan, tahun 6 H. Beliau dikenal
wanita ahli ibadah dan sangat gemar bersedekah. Banyak kisah mengatakan bahwa Zainab binti Jahsy adalah orang yang suka membuat kerajinan dan hasil penjualan nya ia sedekahkan kepada yang memerlukan.
Zainab binti Jahsy wafat di zaman
Khalifah Umar pada tahun 20 H, di usia 53 tahun. Beliau adalah istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang meninggal pertama kali menyusul Rasulullah setelah wafatnya Rasulullah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Baiklah para pembaca yang budiman, semikianlah Kisah Zainab binti Jahsy Istri Rosululloh Saw yang dapat kita susunkan untuk anda, semoga kita semua mendapat taufik wal hidayah dariNya, terimakaaih sudah bergabung dan berkunjung ke sini
Khalifah Umar pada tahun 20 H, di usia 53 tahun. Beliau adalah istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang meninggal pertama kali menyusul Rasulullah setelah wafatnya Rasulullah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Baiklah para pembaca yang budiman, semikianlah Kisah Zainab binti Jahsy Istri Rosululloh Saw yang dapat kita susunkan untuk anda, semoga kita semua mendapat taufik wal hidayah dariNya, terimakaaih sudah bergabung dan berkunjung ke sini