12 Sebab Dilapangkannya Rizki Seorang Hamba Yang Harus Anda Tahu
TABIRDAKWAH - Assalam untuk kita semuanya, selamat datang dan salam kenal dari kami, pada kesempatan ini kami ingin berbagi tentang masalah rizqi, dengan judul 12 Sebab Dilapangkannya Rizki Seorang Hamba yang mana Ulasan ini bisa dijadikan evaluasi diri kita sendiri ketika mencari risqi di dunia ini, semoga menjadi bahan bacaan yang bermanfaat untuk kita semua
Rizqi memanglah sudah ada yang mengatur, yaitu Allah SWT, namun manusia wajib berusaha ( Ikhtiar ) untuk mendapatkannya, apalagi di zaman sekarang sedang ada wabah yang mengharuskan untuk tetap tinggal di rumah saja, maka riski sangat dibutuhkan sekali untuk mempertahankan hidup manusia,
Mungkin Kita semua sudah bekerja keras, banting tulang untuk mencari uang, sudah berdoa agar riski kita lancar, namun uang itu tidak kunjung datang seperti yang kita harapkan, bisa jadi ada masalah dalam diri kita yang tanpa disadari menghalangi datangnya rizki secara finansial kepada kita, maka kita harus segera mengetahuinya dan memperbaikinya, maka tidak ada salahnya kita baca ulasan berikut ini
12 Sebab Dilapangkannya Rizki Seorang Hamba
"Tidak ada satu makhluk melatapun di muka bumi kecuali Allah yang menanggung rezekinya, dan Dia yang mengetahui tempat berdiamnya dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh)" (Dalam Surat Huud ayat ke 6)
Sesungguhnya seorang jiwa tidak akan wafat sebelum Allah menyempurnakan semua rizkinya, maka hendaklah kalian bertakwa kepada Allah dan memperbaiki cara mencari rizki tersebut". (Dalam Al Hadits Nabi )
Dalam menjalani kehidupan, seorang hamba seharusnya meyakini bahwa rizkinya telah ditetapkan oleh Allah. Apabila rizkinya habis, maka dia tidak mungkin hidup di dunia lagi.
-Seimbang dalam mencari
-Dibukakan pintu rahmat
-Menambah tawakal
-Memperkuat ibadah
-Memperindah cara mencari rezeki
"Dan (Nabi Hud berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Rabb-mu lalu bertobatlah kepada-
Nya, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang sangat deras (yang membawa kebaikan) atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu (yang sudah kalian miliki), dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa." (Huud : 52)
Imam Al-Hasan Al-Bashri pernah mendapat pengaduan bahwa manusia ditimpa kelaparan dan beliau memberikan solusi untuk memohon ampun kepada Allah. Begitu juga permasalahan lain yang menimpa manusia seperti kemiskinan dan kurangnya keturunan. Saat beliau ditanya kenapa melakukannya, maka beliau membawakan ayat di atas.
dengan mengharap pahala, serta menjauhi larangan Allah yang telah ditentukan karena takut
akan adzab-Nya. Karena dengan ketakwaan inilah seseorang akan dijamin riskinya oleh Allah. "Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan
memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka- sangka nya." (Ath Thalaaq : 2-3) Sebagian ulama mengatakan bahwa dengan ketakwaan seseorang tidak akan menjadi faqir.
Karena Allah akan memberinya kecukupan baik dari sisi dhahir (lahir) ataupun kecukupan yang lebih besar dari sisi bathin tatkala seseorang bertakwa dengan sebenar-benar ketakwaan. Inilah hakikat dari makna kecukupan, yaitu seseorang akan merasa tenang dengan yang sedikit dan merasa lebih dengan apa yang dianggap kurang oleh manusia.
Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, "Bukanlah kekayaan itu dengan banyaknya harta benda, tapi kekayaan adalah yang ada di hati" (HR. Bukhari Muslim)
Rukun (syarat) agar sikap tawakal terwujud secara nyata/benar :
1.Menyerahkan urusannya kepada Allah
2.Menjalani sebab-sebab untuk mencapai tujuan tersebut
3.Meyakini apabila kenikmatan tersebut datang semuanya adalah semata dari Allah, Contoh: Seseorang yang sakit menyerahkan urusan sakitnya kepada Allah, akan tetapi dia
tetap berobat, berusaha menyembuhkan penyakitnya. Akan tetapi setelah sembuh dia harus mengatakan bahwa kesembuhannya merupakan karunia dari Allah.
dengan ibadah, kalau kalian melakukannya Aku akan memenuhi dada kalian dengan kekayaan, dan Aku akan menutupi kefakiran kalian. Kalau kalian tidak melakukannya, Aku akan memenuhi
dada kalian dengan kesibukan dan Aku tidak akan menutup kefakiran kalian." Maka hendaknya seorang hamba menyibukkan dirinya dengan ibadah dan tetap berusaha mencari rizkinya. Karena dengan berkonsentrasi terhadap ibadah inilah yang akan mempermudah seseorang dalam mencari rizki.
Rukun untuk mensyukuri kenikmatan :
-Memuji Allah dengan lisannya
-Mengakui dalam hati bahwa semua nikmat tersebut datang dari-Nya. Apapun kenikmatan yang datang kepada kalian maka itu datangnya dari Allah (An-Nisaa : 79)
-Menggunakan kenikmatan tersebut dalam ketaatan
(agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak)." (Al-Jin : 16)
umrah, sebab kedua ibadah ini menggugurkan kefakiran dan dosa-dosa sebagaimana api menggugurkan karat di besi".
Allah luaskan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, hendaknya dia menyambung silaturahmi." (HR.
Bukhari Muslim)
kepadamu. Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, "Tidak ada satu haripun yang berlalu kecuali ada dua malaikat yang turun, satu malaikat berkata, Ya Allah, berilah kepada orang yang berinfak di hari ini ganti untuknya. Dan malaikat yang lainnya berkata, Ya Allah
berikanlah kerugian kepada orang yang tidak berinfak di hari ini." (HR. Bukhari Muslim)
Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya shodaqoh itu tidak pernah mengurangi harta." (HR. Bukhari Muslim) Allah berfirman, "Apapun yang kalian infaqkan dari sesuatu, maka Dialah yang akan menggantinya, dan Dialah sebaik-baik pemberi rizki." (Saba' : 39)
orang yang lemah diantara kalian." (HR. Imam Bukhari)
-Melakukannya di awal waktu yang utama
-Apabila laki-laki maka wajin shalat berjamaah di masjid
-Apabila seorang kepala keluarga maka memerintahkan anggota keluarganya untuk mengerjakan shalat. Allah berfirman, "Dan perintahkanlah kepada keluargamu untuk mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu. Kamilah yang
memberi rezeki kepada kalian. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa." (Thaahaa : 132) Ibnu Katsir menafsirkan ayat di atas bahwa apabila seseorang memerintahkan keluarganya untuk mengerjakan shalat dan bersabar terhadapnya, maka dia akan dikaruniakan rizky dari arah yang tidak pernah dia sangka.
Barangkali Ulasan tentang 12 Sebab Dilapangkannya Rizki Seorang Hamba ( Manusia ) kita cukupkan sampai disini, karena menurut kami sudah sangat lengkap sekali pembahasannya, semoga kita semua termasuk kedalam golongan orang yang mendapatkan limpahan rizki yang melimpah halalan toyiban, amin ya Robbal Alamin
Rizqi memanglah sudah ada yang mengatur, yaitu Allah SWT, namun manusia wajib berusaha ( Ikhtiar ) untuk mendapatkannya, apalagi di zaman sekarang sedang ada wabah yang mengharuskan untuk tetap tinggal di rumah saja, maka riski sangat dibutuhkan sekali untuk mempertahankan hidup manusia,
Mungkin Kita semua sudah bekerja keras, banting tulang untuk mencari uang, sudah berdoa agar riski kita lancar, namun uang itu tidak kunjung datang seperti yang kita harapkan, bisa jadi ada masalah dalam diri kita yang tanpa disadari menghalangi datangnya rizki secara finansial kepada kita, maka kita harus segera mengetahuinya dan memperbaikinya, maka tidak ada salahnya kita baca ulasan berikut ini
12 Sebab Dilapangkannya Rizki Seorang Hamba
Malisdakwahku.blogspot.com |
Agar Dilapangkan Rizki Seorang Hamba
Rizki Semua Makhluq Ditanggung Oleh Allah SWT
Allah Subhanahu Wata'aala berfirman :"Tidak ada satu makhluk melatapun di muka bumi kecuali Allah yang menanggung rezekinya, dan Dia yang mengetahui tempat berdiamnya dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh)" (Dalam Surat Huud ayat ke 6)
Sesungguhnya seorang jiwa tidak akan wafat sebelum Allah menyempurnakan semua rizkinya, maka hendaklah kalian bertakwa kepada Allah dan memperbaiki cara mencari rizki tersebut". (Dalam Al Hadits Nabi )
Dalam menjalani kehidupan, seorang hamba seharusnya meyakini bahwa rizkinya telah ditetapkan oleh Allah. Apabila rizkinya habis, maka dia tidak mungkin hidup di dunia lagi.
Golongan Manusia Dalam Menyikapi Mencari Rezeki
1. Berlebih-lebihan Dalam Mencari Rizki
Menganggap bahwa rizki nya datang dari kepandaian dirinya sendiri, tidak pernah berharap kepada Allah. Bahkan menghalalkan apa yang diharamkan Allah. Dalam hadits diatas disebutkan untuk bertakwa kepada Allah dan memperindah cara mencarinya sesuai tuntunan yang halal dalam syariat dalam mencari nafkah.2. Menyepelekan Dalam Masalah Rizki
Menganggap bahwa rizkinya akan datang dengan sendirinya tanpa perlu dicari. Walaupun rizki sudah ditetapkan oleh Allah, akan tetapi Nabi tetap memerintahkan kita untuk memperbagus cara mencari rizki.Manfaat Bagi Seorang Manusia bila Ia Mengetahui Cara Menambah (Kelapangan) Rezeki, maka ia akan :
-Lurus dalam mencarinya-Seimbang dalam mencari
-Dibukakan pintu rahmat
-Menambah tawakal
-Memperkuat ibadah
-Memperindah cara mencari rezeki
12 Sebab Dilapangkannya Rizki Seorang Hamba
Agar dilapangkan Rizki seorang manusia, maka perhatikanlah dan laksanakanlah hal-hal sebagai berikut ini:
1. Banyak Memohon Ampun
"Maka aku (Nabi Nuh) katakan kepada mereka: "Mohonlah ampunlah kepada Rabb kalian, - sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat (melimpah ruah membawa kebaikan), dan membanyakkan harta dan anak- anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai (yang penuh dengan kebaikan dan manfaat)." (Nuh 10 – 12)"Dan (Nabi Hud berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Rabb-mu lalu bertobatlah kepada-
Nya, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang sangat deras (yang membawa kebaikan) atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu (yang sudah kalian miliki), dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa." (Huud : 52)
Imam Al-Hasan Al-Bashri pernah mendapat pengaduan bahwa manusia ditimpa kelaparan dan beliau memberikan solusi untuk memohon ampun kepada Allah. Begitu juga permasalahan lain yang menimpa manusia seperti kemiskinan dan kurangnya keturunan. Saat beliau ditanya kenapa melakukannya, maka beliau membawakan ayat di atas.
2. Menjaga diri di atas ketakwaan
Pengertian takwa adalah mengerjakan segala perintah Allah sesuai dengan yang diperintahkandengan mengharap pahala, serta menjauhi larangan Allah yang telah ditentukan karena takut
akan adzab-Nya. Karena dengan ketakwaan inilah seseorang akan dijamin riskinya oleh Allah. "Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan
memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka- sangka nya." (Ath Thalaaq : 2-3) Sebagian ulama mengatakan bahwa dengan ketakwaan seseorang tidak akan menjadi faqir.
Karena Allah akan memberinya kecukupan baik dari sisi dhahir (lahir) ataupun kecukupan yang lebih besar dari sisi bathin tatkala seseorang bertakwa dengan sebenar-benar ketakwaan. Inilah hakikat dari makna kecukupan, yaitu seseorang akan merasa tenang dengan yang sedikit dan merasa lebih dengan apa yang dianggap kurang oleh manusia.
Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, "Bukanlah kekayaan itu dengan banyaknya harta benda, tapi kekayaan adalah yang ada di hati" (HR. Bukhari Muslim)
3. Bertawakal kepada Allah
Diriwayatkan dari sahabat Umar bin Khaththab bahwa Rasulullah bersabda, "Andaikata kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, sungguh kalian akan Kami beri rizki sebagaimana burung diberi rizki. Di pagi hari keluar dalam keadaan perut kosong dan kembali dalam keadaan kenyang." (HR Ahmad) Rasulullah memberikan contoh tawakal dengan burung karena burung tersebut tidak memiliki simpanan makanan. Akan tetapi walaupun dengan kondisi yang demikian, dia di pagi hari keluar mencari riski dalam keadaan perut kosong dan di sore harinya sudah kenyang. Dan burung tidak hanya berdiam diri di sarangnya, akan tetapi keluar mencari rizki.Rukun (syarat) agar sikap tawakal terwujud secara nyata/benar :
1.Menyerahkan urusannya kepada Allah
2.Menjalani sebab-sebab untuk mencapai tujuan tersebut
3.Meyakini apabila kenikmatan tersebut datang semuanya adalah semata dari Allah, Contoh: Seseorang yang sakit menyerahkan urusan sakitnya kepada Allah, akan tetapi dia
tetap berobat, berusaha menyembuhkan penyakitnya. Akan tetapi setelah sembuh dia harus mengatakan bahwa kesembuhannya merupakan karunia dari Allah.
4. Menyibukkan diri dengan ibadah
Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah bahwa Rasulullah mengabarkan bahwa Allah berfirman dalam hadits Qudsi, "Wahai Hamba-hambaku, hendaknya kalian memenuhi waktu (konsentrasi)dengan ibadah, kalau kalian melakukannya Aku akan memenuhi dada kalian dengan kekayaan, dan Aku akan menutupi kefakiran kalian. Kalau kalian tidak melakukannya, Aku akan memenuhi
dada kalian dengan kesibukan dan Aku tidak akan menutup kefakiran kalian." Maka hendaknya seorang hamba menyibukkan dirinya dengan ibadah dan tetap berusaha mencari rizkinya. Karena dengan berkonsentrasi terhadap ibadah inilah yang akan mempermudah seseorang dalam mencari rizki.
5. Mensyukuri nikmat-Nya
Allah berfirman, "Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mengumumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (Ibrahim : 7)Rukun untuk mensyukuri kenikmatan :
-Memuji Allah dengan lisannya
-Mengakui dalam hati bahwa semua nikmat tersebut datang dari-Nya. Apapun kenikmatan yang datang kepada kalian maka itu datangnya dari Allah (An-Nisaa : 79)
-Menggunakan kenikmatan tersebut dalam ketaatan
6. Istiqomah diatas agama
Allah berfirman, "Dan bahwasanya: jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu(agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak)." (Al-Jin : 16)
7. Menyambung ibadah haji dan umrah
Rasulullah bersabda, "Terus-menerusl ah kalian menyambung antara pelaksanaan haji danumrah, sebab kedua ibadah ini menggugurkan kefakiran dan dosa-dosa sebagaimana api menggugurkan karat di besi".
8. Menyambung silaturahmi
Diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik bahwa Rasulullah bersabda, "Barang siapa yang senangAllah luaskan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, hendaknya dia menyambung silaturahmi." (HR.
Bukhari Muslim)
9. Berinfaq dengan pemberian dari Allah
Allah berfirman dalam hadits Qudsi, "Wahai anak adam berinfaklah, maka aku akan berinfaqkepadamu. Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, "Tidak ada satu haripun yang berlalu kecuali ada dua malaikat yang turun, satu malaikat berkata, Ya Allah, berilah kepada orang yang berinfak di hari ini ganti untuknya. Dan malaikat yang lainnya berkata, Ya Allah
berikanlah kerugian kepada orang yang tidak berinfak di hari ini." (HR. Bukhari Muslim)
Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya shodaqoh itu tidak pernah mengurangi harta." (HR. Bukhari Muslim) Allah berfirman, "Apapun yang kalian infaqkan dari sesuatu, maka Dialah yang akan menggantinya, dan Dialah sebaik-baik pemberi rizki." (Saba' : 39)
10. Berinfaq kepada penuntut ilmu
Diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik bahwa datang seorang lelaki kepada Rasulullah mengadukan saudaranya yang belajar kepada Rasulullah dan tidak bekerja, maka dijawab oleh Nabi, "Barangkali kamu mendapat rizki dikarenakan saudaramu." (HR. Imam Ahmad) Keberadaan penuntut ilmu ditekankan dalam syariat, karena dengan mereka umat Islam akan mendapatkan manfaat yang sangat banyak.11. Berbuat baik kepada orang-orang yang lemah
Diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik bahwa Rasulullah bersabda, "Tidaklah kalian itu mendapatkan rizki dan mendapatkan pertolongan kecuali kalau kalian berbuat baik terhadap orang-orang yang lemah diantara kalian." (HR. Imam Bukhari)
Baca Juga: Penjelasan Rukun Iman Dan Rukun Islam
12. Menjaga shalat lima waktu
Diantara cara menjaga shalat lima waktu :-Melakukannya di awal waktu yang utama
-Apabila laki-laki maka wajin shalat berjamaah di masjid
-Apabila seorang kepala keluarga maka memerintahkan anggota keluarganya untuk mengerjakan shalat. Allah berfirman, "Dan perintahkanlah kepada keluargamu untuk mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu. Kamilah yang
memberi rezeki kepada kalian. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa." (Thaahaa : 132) Ibnu Katsir menafsirkan ayat di atas bahwa apabila seseorang memerintahkan keluarganya untuk mengerjakan shalat dan bersabar terhadapnya, maka dia akan dikaruniakan rizky dari arah yang tidak pernah dia sangka.
Baca Juga: Dahsyatnya Rahasia Bersedekah
Orang tua zaman dahulu pun selalu berpesan kepada anak-anaknya bahwa rezeki itu seperti rambut ataupun jenggot semakin kau sering mencukur nya maka rezeki itu akan tumbuh semakin lebat.
Tapi ingat pula ada yang berpesan rezeki itu bisa membersihkan diri kita bila kita berlaku seperti talang air. Anggap air itu rezeki, semakin sering kita mengalirkan nya, maka diri kita semakin bersih. Semakin kita menampung nya semakin berkumurlah dan berkerak kotor diri kita.